Bupati Buton Lantik Direktur Perusda Dan Pejabat Struktural

Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun SH melantik Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Mainawa dan tiga pejabat struktural di Aula Kantor Bupati Buton, selasa (09/4/2013).

Aspal Buton, melimpah dan belum maksimal diolah

Pulau Buton sepanjang tahun 1970-1980an terkenal dengan aspal alamnya. Tapi itu dulu. Kini aspal banyak diimpor.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 13 Agustus 2014

Profil

PD. MAINAWA adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan melalui Peraturan Daerah No. 17 Tanggal 15 Maret 2013

MOTO PD. MAINAWA
''BANGU KAINAWA, MAINAWA-AKA BANGU''

VISI PERUSAHAAN
PD. MAINAWA mempunyai visi sebagai berikut:

Menjadikan Perusahaan Daerah Mainawa menjadi perusahaan yang Sehat, Mandiri dan Maju, untuk  memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya pada pendapatan Daerah Kabupaten Buton, dengan mengusahakan Potensi Sumber daya Alam yang ada di kabupaten Buton,

MISI PERUSAHAAN
Misi PD. MAINAWA sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak terlepas dari misi Perusahaan sebagai Perusahaan Pencari Laba (Profit Making). yaitu:
- Mengembangkan Industri Pertambangan.
- Mengembangkan Industri Perikanan dan Kelautan.
- Mengembangkan Usaha Industri Kehutanan
- Mengembangkan Usaha Jasa Pelabuhan.
- Mengembangkan Usaha Peternakan dan Pertanian yang berbasis korporasi.
- Mengembangkan Usaha Industri Kecil berbasis pada Home Industri serta Perdagangan
- Jasa dalam arti luas
- Properti
- Transportasi

Senin, 11 Agustus 2014

Buton Incar Kerja Sama Aspal dengan Jateng

SEMARANG - Rencana penggunaan aspal buton untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur Provinsi Jawa Tengah, disikapi serius Pemerintah Kabupaten Buton. Untuk melancarkan kerja sama, Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, bertemu Gubernur Jawa Tengah, H Ganjar Pranowo SH MIP, di Ruang Kerja Gubernur, Jumat (7/3).

“Cadangan aspal dunia 80 persennya ada di Buton. Kedalaman aspal mencapai 1.000 meter. Data yang diperoleh sangat akurat,” terang Bupati Buton.

Ditambahkan, Pemerintah Kabupaten Buton sudah memanfaatkan aspal buton untuk keperluan pembangunan infrastruktur daerah. Hanya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal di negeri sendiri. Karenanya, Pemerintah Kabupaten Buton menyematkan slogan, 'mudah, murah dan mutu', untuk memromosikan aspal buton menjadi produk yang dibutuhkan pasar.

Disebut mudah, karena cadangannya melimpah di Kabupaten Buton. Murah, karena untuk membangun jalan sepanjang satu kilometer, hanya membutuhkan dana sekitar Rp 900 juta. Jauh lebih murah ketimbang aspal minyak yang mencapai Rp 1,8 miliar per kilometer. Mengunggulkan mutu, karena kualitasnya benar-benar dapat bersaing dengan aspal minyak.

Senada dengan Bupati Samsu, Direktur Teknik Perusda Mainawa, Moch Mahmud ST, mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja, aspal buton baru akan habis sekitar 300 sampai dengan 400 tahun. Selain cadangannya melimpah, Mahmud menyampaikan, kadar aspal buton adalah aspal alam.

“Aspal alam ini direfinary secara alami. Terjadi rekahan dalam crack cadangan minyak, sehingga dia merembes dan menjadi cracking secara alamiah. Jadi unsur-unsur aspal yang ada di aspal buton masih utuh. Beda dengan aspal minyak, karena ada beberapa unsur yang diambil untuk dijual lebih mahal,” terangnya.

Lebih lanjut, Mahmud menyampaikan, dari sisi spesifikasi yang diterbitkan Dirjen Bina Marga, spesifikasi aspal buton sudah lengkap. Yakni, dapat digunakan untuk lalu lintas intensitas ringan hingga berat. Selama ini, aspal buton sudah digunakan di wilayah Jawa Barat, dan Jawa Timur. Bahkan, di Jawa Timur sudah ada dua perusahaan yang mengolah aspal buton.

Gubernur Ganjar Pranowo, menyambut baik tawaran kerja sama penggunaan aspal buton untuk keperluan pembangunan infrastruktur Jawa Tengah. Pemerintah akan serius menjajaki teknis kerja sama yang akan dilakukan. Jika kerjasama terealisasi, ada dua pola supply aspal buton yang bisa diterapkan. Yaitu, diolah di Buton atau di Jawa Tengah. Menurut informasi yang diterima, akan lebih efisien jika aspal buton diolah di Jawa Tengah.

“Saya meminta kepada PT SPJT yang sudah menjajaki sejauh mana supply aspal memungkinkan. Kalau memang dari sisi bisnisnya bagus, kita bangun saja disini. Kita ambil barangnya, kita olah sini, kita pakai untuk kebutuhan sendiri. Harganya sangat bersaing dengan aspal minyak,” kata dia.

Selain membicarakan kerja sama supply aspal buton, Gubernur Ganjar Pranowo dan Bupati Samsu Umar Abdul Samiun juga membicarakan kemungkinan kerja sama lain. Seperti, komoditas mete, kayu jati dan batik.(humas jateng).

Sumber: http://www.jatengprov.go.id/id/berita-utama/buton-incar-kerja-sama-aspal-dengan-jateng

Aspal Buton, melimpah dan belum maksimal diolah


Pulau Buton sepanjang tahun 1970-1980an terkenal dengan aspal alamnya. Tapi itu dulu. Kini aspal banyak diimpor.

Aspal Buton atau yang dikenal dengan asbuton ditemukan sekitar tahun 1924 oleh geolog Belanda bernama WH Hetzel Asbuton dan mulai digunakan dalam pengaspalan jalan sejak 1926.

Pulau di bagian tenggara Sulawesi ini menyimpan sekitar 80 persen dari total cadangan aspal alam dunia. Sisanya ada di Trinidad, Meksiko dan Kanada.

Aspal Buton bukan sembarang aspal. 

Menurut Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, aspal Buton terbentuk dari lapisan minyak di perut Bumi yang terperangkap di dalam lapisan Bumi. 

Kandungan minyak itu lama kelamaan naik dan bercampur tanah dan bebatuan di lapisan atas. 

"Jadi minyak itu kan biasanya ada di lapisan dalam, di atasnya ada batu-batuan dan tanah. Lalu minyak yang terperangkap itu naik ke batu-batuan dan tanah itu. Buton ini kan daerah patahan, jadi itulah istimewanya aspal Buton, mengandung minyak," jelasnya.

Aspal jenis ini, menurut Samsu, hanya ada di kawasan Lawale di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

"Di sana tidak perlu menggali, menumpuk di pertambangan. Jika digali hingga kedalaman 1.000 meter ke bawah itu sudah ditemukan aspalnya. Padahal kalau tambang aspal atau minyak biasa baru bisa ditemukan setelah kedalaman 3.800 meter," tuturnya.

Menurut Samsu, sebenarnya keberadaan aspal minyak potensial bagi negeri Tana Wolio itu karena bisa diproses lebih lanjut untuk menghasilkan minyak dan aspal.

Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Buton dan China telah melakukan penjajakan untuk mengembangkan teknologi yang bisa digunakan untuk memisahkan aspal dan minyak dalam aspal Buton.

Teknologi itu, kata dia, bisa digunakan untuk memisahkan aspal dan minyak dalam 700 ton sampai 800 ton aspal dengan hasil satu ton minyak pada setiap lima ton aspal yang diolah.

"Bayangkan berapa harga minyak saat ini jika kapasitas produksinya sebesar itu, bisa 100 dolar AS lebih, belum lagi dengan demikian juga kita tidak perlu impor aspal atau minyak," katanya.

Samsu mengaku pernah meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memberikan keistimewaan kepada Buton dalam penambangan mineral dan batubara supaya bisa memaksimalkan pengolahan aspal.

"Aspal Buton ini 'kan cuma ada di sini, tidak ada dimana-mana, lagipula belum pernah ada eksplorasi besar-besaran meski potensinya besar," katanya.

Pemerintah Kabupaten Buton, lanjut dia, juga meminta pemerintah pusat membantu perbaikan infrastruktur guna mendorong investasi di daerah yang kaya aspal itu.

"Pokoknya bagaimana agar pemerintah pusat bisa mendukung pengelolaan aspal ini," katanya.

Samsu menambahkan saat ini sudah ada tiga negara yang melirik potensi asbuton yakni China, Jerman dan Amerika. 

Mereka bahkan telah menandatangi kontrak untuk menjajaki potensi aspal Buton yang mengandung minyak.

Bupati yang baru satu tahun menjabat itu menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buton melonjak dari Rp20 miliar menjadi Rp300 miliar per tahun.

"Perhitungannya seperti ini, jika satu investor bisa berikan kontribusi satu ton aspal hingga lima dolar AS, maka produksi 60 juta ton per tahun dikalikan lima dolar AS sama dengan Rp300 miliar," jelasnya.

Area Lawale yang kaya akan aspal alam pernah dikelola oleh PT Perusahaan Aspal Negara sebelum akhirnya diambilalih perusahaan milik PT Wijaya Karya Tbk, PT Sarana Karya (Persero). 

Pemerintah Kabupaten Buton sejak 2012 membentuk Perusahaan Daerah khusus untuk mengelola potensi aspal tersebut.

Aspal yang tersebar di 43.000 hektare area di Pulau Buton diyakini tak akan habis hingga 300 tahun karena pasokannya yang melimpah. 

Pemerintah dan warga Kabupaten Buton berharap asbuton bisa kembali berjaya supaya daerah mereka bisa makmur.

Sumber: antaranews.com 

Bupati Buton Lantik Direktur Perusda dan Pejabat Struktural


Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun SH melantik Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Mainawa dan tiga pejabat struktural di Aula Kantor Bupati Buton, selasa (09/4/2013).

Direktur Utama Perusda Mainawa yang baru dilantik dijabat oleh Ir. LM. Syamsul Qamar, MT, sedangkan Pejabat struktural yang dilantik dan diambil sumpahnya meliputi H Sattar, SPd, MSi yang sebelumnya asisten III di sekretariat daerah kini menempati posisi baru sebagai Kadis DKP Kabupaten Buton,dan posisinya digantikan oleh Asruddin SSos, M.Si yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kesbang.Sementara itu Kepala Kesbang saat ini ditempati oleh Drs Rahmat yang sebelumnya menjabat sebagai staf ahli dibidang hukum dan politik. Pelantikan disaksikan Wakil Bupati Drs.La Bakry MSi dan beberapa pimpinan SKPD, para assisten dan Staf ahli Kantor Bupati Buton sekitar pukul 10.00 wita.

Dalam sambutannya Bupati meminta agar pejabat yang baru saja dilantik dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tetap bersatu guna mewujudkan masyarakat Kabupaten Buton yang sejahtera sebagai wujud pengabdian terhadap rakyat. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa tanpa dukungan dan bantuan dari kalian semua,” kata Umar Samiun.Terlebih lagi bagi Direktur Prusda yang baru dilantik lanjutnya diharapkan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik pasalnya PAD daerah Kabupaten Buton bergantung pada keberhasilan Prusda mendatang.

Lebih lanjut suami Iis Eliyanti ini menuturkan mana Prusda Mainawa yang diambil berasal dari bahasa daerah Mainawa berarti terang begitu pula dengan Takawa dari bahasa daerah yang berarti tiba. Dia menuturkan melalui Prusda Pemkab Buton berupaya untuk menggenjot PAD daeerah yang saat sebelumnya pada tahun 2012 hanya sekitar Rp 20 miliar kini akan digenjot hingga Rp 200 miliar pertahunnya pada tahun 2013 ini. Lantas kata dia keberhasilan daerah bergantung pada pengabdian para pejabat yang baru saja dilantik dan jajarannya."Keberhasilan besar bergantung pada kita semua,"ujarnya.

Sumber: http://www.butonkab.go.id/